Aquair Indonesia

Menu
 

Artikel

Panduan Memilih Substrat Aquascape yang Tepat

Salah satu komponen penting dalam aquascape adalah substrat atau dasar akuarium yang digunakan sebagai media tanam dan dekorasi. Substrat aquascape tidak hanya berfungsi sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tetapi juga berpengaruh pada keseimbangan pH, KH, dan nutrisi air. Oleh karena itu, Anda perlu memilih substrat aquascape yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan gaya aquascape Anda.

Namun, bagaimana cara memilih substrat aquascape yang tepat? Apa saja kriteria yang harus diperhatikan? Apa saja jenis-jenis substrat aquascape yang tersedia di pasaran? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, berikut adalah panduan memilih substrat aquascape yang tepat untuk Anda.

Kriteria Memilih Substrat Aquascape

Sebelum memilih substrat aquascape, Anda perlu mengetahui beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh substrat aquascape yang baik, yaitu:

  1. Menyediakan nutrisi bagi tanaman dan bakteri yang bermanfaat untuk siklus nitrogen. Nutrisi ini dapat berasal dari substrat itu sendiri atau dari pupuk atau unsur hara tambahan yang ditambahkan pada substrat.
  2. Dapat menjaga keseimbangan pH dan KH air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan ikan. pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan air, sedangkan KH adalah tingkat kekerasan atau kemampuan air untuk menetralkan asam. pH dan KH air yang baik berkisar antara 5,5 – 7,5.
  3. Memiliki tekstur yang halus dan tidak tajam agar tidak melukai akar tanaman atau tubuh ikan. Tekstur juga mempengaruhi daya serap dan daya tahan substrat terhadap air.
  4. Mempunyai warna dan bentuk yang sesuai dengan tema dan gaya aquascape. Warna dan bentuk substrat dapat menciptakan suasana alami dan natural pada aquascape. Warna dan bentuk substrat juga harus harmonis dengan elemen-elemen lain seperti tanaman, batu, kayu, dan ikan.

Jenis-Jenis Substrat Aquascape

Setelah mengetahui kriteria-kriteria memilih substrat aquascape, Anda perlu mengetahui jenis-jenis substrat aquascape yang tersedia di pasaran. Secara umum, kita dapat membedakan substrat aquascape menjadi dua kategori, yaitu substrat organik dan substrat anorganik.

Substrat Organik

Adalah substrat yang berasal dari bahan-bahan alami seperti tanah, gambut, arang, sabut kelapa, dan lain-lain.

Substrat organik memiliki kelebihan seperti:

  • Menyediakan nutrisi bagi tanaman dan bakteri.
  • Menurunkan pH dan KH air.
  • Menciptakan suasana alami dan natural.

Namun, substrat organik juga memiliki kekurangan seperti:

  • Harganya relatif mahal.
  • Memiliki masa pakai yang terbatas dan harus menggantinya secara rutin.
  • Dapat mencemari air jika tidak disegel dengan pasir atau kerikil.

Beberapa contoh substrat organik yang populer digunakan dalam aquascape adalah:

  • Soil: Substrat buatan yang memiliki formulasi khusus dengan bahan baku dasar tanah dan campuran dari beberapa unsur-unsur lain untuk memperkaya kandungan mineral. Soil sangat bagus untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan aman untuk ikan. Soil biasanya berwarna hitam atau coklat dan memiliki tekstur halus. Beberapa merk soil yang populer sudah sangat mudah kita temukan, kita bisa mencarinya di toko online.
  • Gambut: Substrat alami yang berasal dari tumbuhan rawa yang mengalami penguraian. Gambut memiliki banyak nutrisi dan dapat menurunkan pH dan KH air dengan cepat. Gambut cocok untuk tanaman carpet dan ikan yang suka air sangat asam. Gambut biasanya berwarna coklat gelap dan memiliki tekstur kasar.

Substrat Anorganik

Merupakan substrat yang berasal dari bahan-bahan mineral seperti pasir, kerikil, batu coral, batu kapur, marmer, dan lain-lain.

Substrat dalam kategori anorganik memiliki keuntungan seperti:

  • Harganya relatif murah dan mudah kita dapatkan.
  • Tidak mudah lapuk dan tidak perlu mengganti secara berkala.
  • Tidak mencemari air apabila kita mencucinya dengan bersih sebelum pemakaian.

Namun, substrat anorganik juga memiliki kekurangan seperti:

  • Tidak menyediakan nutrisi bagi tanaman dan bakteri sehingga perlu menambahkan pupuk atau unsur hara lainnya.
  • Menaikkan pH dan KH air, cocok untuk tanaman dan ikan yang suka air basa.
  • Kurang menciptakan suasana alami dan natural pada aquascape.

Beberapa contoh substrat anorganik yang sering kita jumpai dalam aquascape adalah:

  • Pasir: Substrat alami yang berasal dari butiran-butiran halus batuan atau mineral. Pasir mudah kita temukan dan beratnya cukup untuk menancapkan tanaman carpet. Pasir biasanya berwarna putih atau coklat muda dan memiliki tekstur halus. Beberapa jenis pasir yang selalu ada dalam aquascape adalah pasir malang, pasir silika, pasir kuarsa, dan lain-lain.
  • Kerikil: Substrat alami yang berasal dari butiran-butiran kasar batuan atau mineral. Kerikil lebih berat dan lebih besar dari pasir, sehingga dapat menahan tanaman yang memiliki akar kuat. Kerikil biasanya berwarna abu-abu atau coklat tua dan memiliki tekstur kasar. Beberapa jenis kerikil yang sering kita temui dalam aquascape adalah kerikil sungai, kerikil lava, kerikil granit, dan lain-lain.
  • Batu coral: Substrat alami yang berasal dari rangka karang yang telah mati dan mengalami pelapukan. Batu coral memiliki kandungan kapur yang tinggi, sehingga dapat menaikkan pH dan KH air. Batu coral cocok untuk tanaman dan ikan yang suka air basa. Batu coral biasanya berwarna putih atau krem dan memiliki tekstur berpori. Beberapa jenis batu coral yang sering kita jumpai dalam aquascape adalah batu coral putih, batu coral merah, batu coral biru, dan lain-lain.

Itulah beberapa jenis substrat aquascape yang perlu Anda ketahui sebelum memilih substrat aquascape yang tepat untuk Anda. Dengan panduan memilih substrat aquascape yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya Anda, Anda dapat menciptakan aquascape yang indah dan nampak alami. Lalu, apa pilihan substrat aquascape Anda?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *